Dukungan UNTUK PERUBAHAN

KELESTARIAN LINGKUNGAN BAGI GENERASI MENDATANG

LINGKUNGAN merupakan tempat tinggal dan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Lingkungan juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan sumber daya alam yang vital, dan memengaruhi kualitas hidup kita. 

Cakupan Hutan di Kepulauan Riau

Luas wilayah hutan di Kepulauan Riau diperkirakan sekitar 370.398 hektar.

KERUSAKAN hutan di Kepulauan Riau (Kepri) menjadi masalah serius. Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa sekitar 46% kawasan hutan telah diokupansi. Wilayah seperti Batam, Karimun, dan Bintan paling terdampak alih fungsi lahan untuk pemukiman dan industri. Batam bahkan dikenal sebagai wilayah dengan kerusakan hutan terbesar di Kepri, mencapai 47% dari total luas hutan.  (Sumber: Ombudsman RI)

Batam

Luas total wilayah hutan di Kota Batam, termasuk hutan mangrove, adalah sekitar 20.399,17 hektar. Pembangunan yang massif membuat banyak real hutan berkurang di wilayah ini.
Hutan mangrove di Batam sekitar 3.543,97 hektar, yang merupakan 4,3% dari luas total Pulau yang berjajar dengan pulau Rempang serta Galang.

Bintan

Luas wilayah hutan di Kabupaten Bintan, termasuk hutan mangrove, diperkirakan sekitar 109.701 hektar. Kawasan Bintan termasuk yang memiliki banyak cadangan kawasan hutan.
Hutan mangrove Bintan menyumbang sekitar 16.998 hektar atau 52% dari total luas hutan mangrove di Provinsi Kepulauan Riau.

Tanjungpinang

Luas hutan di Tanjungpinang termasuk hutan mangrove diperkirakan sekitar 1.753 hektar. Diperkirakan sekitar 100 hektar dari area mangrove telah rusak.
Tanjungpinang menjadi wilayah dengan sedikit hutan mangrove saat ini. Maraknya penimbunan dan pembukaan area membuat habitat mangrove menyusut.

Lingga

Kabupaten Lingga memiliki luas daratan 2.117,72 km2 dan lautan 209.654 km2. Kawasan pesisir Kabupaten Lingga sangat kaya dengan komunitas mangrove, dengan rata-rata kerapatan pohon mangrove keseluruhan 2541.89 ± 1393.04 pohon/ha. Total luas hutan mangrove di wilayah perbatasan saat ini melebihi 67.471 hektare.
Luas hutan mangrove di Lingga diperkirakan mencapai 19.056 hektar. Kawasan pesisir Lingga juga kaya akan komunitas mangrove dengan rata-rata kerapatan pohon mangrove sekitar 2541.89 ± 1393.04 pohon/ha.

Karimun

Luas hutan lindung di Kabupaten Karimun diperkirakan sekitar 8.387 hektar dari total luas hutan 30.000 hektar. Sementara itu, luas mangrove di Karimun dilaporkan telah bertambah dari 9.325 hektar menjadi 13.000 hektar. Terutama di kawasan Gunung Jantan dan Gunung Betina di Pulau Karimun Besar, Kecamatan Meral Barat dan Tebing.
Luas kawasan hutan mangrove di Kabupaten Karimun sekitar 24.618 hektare. Data ini berasal dari Dinas Kehutanan Kabupaten Karimun. Namun kondisinya saat ini memprihatinkan.

Natuna

Luas wilayah hutan di Kabupaten Natuna termasuk hutan mangrove sekitar 142.997 hektare. Wilayah ini berada di bawah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) dan mencakup tiga kecamatan: Bunguran Utara, Bunguran Timur, dan Pulau Tiga. Ekosistem utama di KKPD ini adalah hutan mangrove dengan berbagai jenis bakau
Luas hutan mangrove di Natuna, berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2023, adalah 4.873 hektar. Terbagi menjadi 397 hektar mangrove jarang, 72 hektar mangrove sedang, dan 4.404 hektar mangrove lebat.

Anambas

Luas hutan di Kabupaten Anambas termasuk hutan mangrove adalah 1.093 hektar. Hutan mangrove di kabupaten ini memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir, menyerap karbon, dan menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut. Wilayah Anambas yang terletak di laut Cina Selatan membuat fungsi mangrove menjadi begitu penting
Luas hutan mangrove di Kepulauan Anambas adalah sekitar 1.093 hektar. Kawasan ini juga memiliki ekosistem mangrove yang tersebar di Taman Wisata Laut Kepulauan Anambas seluas 766,32 Ha
Kerusakan hutan lindung di Kepulauan Riau, termasuk mangrove, mencapai sekitar 55%. Dari 68.351 hektar hutan mangrove, 37.364 hektar mengalami kerusakan akibat berbagai faktor seperti alih fungsi lahan, penambangan pasir, dan penebangan untuk arang. Kerusakan hutan mangrove per tahun di Kepulauan Riau, termasuk di Batam, Bintan, dan Tanjungpinang, juga mencapai 40%.
0 %

Kerusakan Hutan Lindung

Kerusakan hutan lindung di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam, mencapai 47% dari total luas hutan lindung yang ada di kota tersebut, yaitu 382 hektar. Data ini menunjukkan bahwa kerusakan hutan lindung di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam, sangat signifikan. 

0 %

Kerusakan Hutan Mangrove

Di Kepulauan Riau, kerusakan hutan mangrove diperkirakan mencapai 55% dari total luasnya, yaitu 68.351 hektar. Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pembukaan lahan, penambangan pasir, penebangan untuk arang, dan pembangunan infrastruktur. 

Kontribusi untuk Pelestarian Lingkungan

Donasi Individu Untuk Pelestarian Lingkungan

Inisiatif di mana individu dapat memberikan donasi regular untuk membangun komunitas yang peduli terhadap keberlanjutan alam.

Komunitas ini berkesempatan untuk berinvestasi bagi upaya konservasi, khususnya di wilayah Kepulauan Riau dan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan pelestarian alam bersama kami.

Team Kerja

Tentang Kami

Yusnadi

Fotografer, Penulis, Traineer, Monitoring Media

Pelestarian lingkungan pada dasarnya melindungi lingkungan kita dan menggunakannya secara berkelanjutan. Pelestarian lingkungan adalah praktik kita sebagai manusia untuk menyelamatkan lingkungan dari hilangnya spesies, dan perusakan ekosistem, terutama karena polusi dan aktivitas manusia.

Secara umum, Kepulauan Riau memiliki potensi wisata bahari yang besar, dengan pantai-pantai yang bersih dan pasir putih. Namun, masalah seperti pencemaran laut, kerusakan hutan, dan kerusakan sumber daya pesisir masih menjadi tantangan untuk kita tangani bersama.

Dokumenter Lingkungan Hidup.

ZERRO WASTE NATION DI SINGAPURA VS. ANCAMAN KRISIS LAHAN TPA DI BATAM

SINGAPURA, negeri kecil di seberang Batam, terkenal dengan tingkat kebersihannya yang baik. Sejak tahun 2019, negara itu bahkan sudah mengkampanyekan program ‘Zerro Waste” untuk mengeliminasi semua sampah dan limbah yang menumpuk di tempat pembuangan mereka di pulau Semakau yang diprediksi akan mencapai kapasitas penampungannya pada tahun 2035. 

Referensi

ARTIKEL - DATA - JURNAL - FOTO - VIDEO

Mengapa

kami Memproduksi
Video dokumenter?

Memahami Realitas

Dokumenter memberikan wawasan tentang peristiwa, orang, dan isu kehidupan nyata yang membentuk dunia kita.

Mendidik & Menginspirasi

Dokumenter dapat mengedukasi penonton tentang berbagai topik, mendorong pemikiran kritis, dan bahkan menginspirasi tindakan.

Mendorong Perubahan

Dokumenter dapat mengungkap kebenaran yang mungkin tersembunyi, serta memberikan suara kepada individu yang tidak memiliki sarana untuk mengangkat isu.

Melestarikan budaya & warisan

Dokumenter dapat menjadi media untuk melestarikan budaya, adat istiadat, dan sejarah, sehingga dapat dinikmati dan dipahami oleh generasi mendatang.

Ruang alternatif pembelajaran

Dokumenter dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang efektif, khususnya dalam mata pelajaran sejarah, sosiologi, dan mata pelajaran lainnya.