
LINGKUNGAN merupakan tempat tinggal dan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Lingkungan juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan sumber daya alam yang vital, dan memengaruhi kualitas hidup kita.
Luas wilayah hutan di Kepulauan Riau diperkirakan sekitar 370.398 hektar.
KERUSAKAN hutan di Kepulauan Riau (Kepri) menjadi masalah serius. Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa sekitar 46% kawasan hutan telah diokupansi. Wilayah seperti Batam, Karimun, dan Bintan paling terdampak alih fungsi lahan untuk pemukiman dan industri. Batam bahkan dikenal sebagai wilayah dengan kerusakan hutan terbesar di Kepri, mencapai 47% dari total luas hutan. (Sumber: Ombudsman RI)
Kerusakan hutan lindung di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam, mencapai 47% dari total luas hutan lindung yang ada di kota tersebut, yaitu 382 hektar. Data ini menunjukkan bahwa kerusakan hutan lindung di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam, sangat signifikan.
Di Kepulauan Riau, kerusakan hutan mangrove diperkirakan mencapai 55% dari total luasnya, yaitu 68.351 hektar. Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pembukaan lahan, penambangan pasir, penebangan untuk arang, dan pembangunan infrastruktur.
Komunitas ini berkesempatan untuk berinvestasi bagi upaya konservasi, khususnya di wilayah Kepulauan Riau dan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan pelestarian alam bersama kami.
Pelestarian lingkungan pada dasarnya melindungi lingkungan kita dan menggunakannya secara berkelanjutan. Pelestarian lingkungan adalah praktik kita sebagai manusia untuk menyelamatkan lingkungan dari hilangnya spesies, dan perusakan ekosistem, terutama karena polusi dan aktivitas manusia.
Secara umum, Kepulauan Riau memiliki potensi wisata bahari yang besar, dengan pantai-pantai yang bersih dan pasir putih. Namun, masalah seperti pencemaran laut, kerusakan hutan, dan kerusakan sumber daya pesisir masih menjadi tantangan untuk kita tangani bersama.
SINGAPURA, negeri kecil di seberang Batam, terkenal dengan tingkat kebersihannya yang baik. Sejak tahun 2019, negara itu bahkan sudah mengkampanyekan program ‘Zerro Waste” untuk mengeliminasi semua sampah dan limbah yang menumpuk di tempat pembuangan mereka di pulau Semakau yang diprediksi akan mencapai kapasitas penampungannya pada tahun 2035.